REVOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEBAGAI KEKUATAN BANGSA INDONESIA

Para pelajar adalah generasi yang akan menentukan baik buruknya bangsa Indonesia ke depan. para pelajar akan menjadi pasukan di garda terdepan dalam menghadapi tantangan. namun apakah kita siap menghadapi persoalan Indonesia di masa depan ? apakah kita bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik ? melihat kondisi pendidikan Indonesia yang tidak kunjung menemukan titik terang. Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO tahun 2010, indeks pendidikan Indonesia hanya memperoleh peringkat 64 dari 120 negara. Menurut kacamata Education Devolepment Index faktor utama yang menyebabkan rendahnya pendidikan di Indonesia antara lain biaya pendidikan yang mahal, distribusi guru kurang merata, mutu guru berkualitas masih rendah, guru mengajar tidak sesuai dengan bidang masing-masing, sistem pendidikan yang masih buruk. Sedangkan, laporan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Tidak ada waktu lagi untuk bermalas-malasan dan beralasan dengan begitu jauhnya ketertinggalan bangsa ini, kapan kita bisa mulai ? Sekarang ! tidak ada kata nanti untuk membuat Indonesia maju, tidak ada kata nanti untuk orang sukses dan berhasil. Karena kita para pelajar yang akan memimpin Indonesia !


1. GANTIKAN SISTEM UJIAN NASIONAL

Parameter keberhasilan pendidikan ditentukan oleh banyaknya pelajar yang lulus Ujian Nasional. Sehingga mindset yang tertanam pada diri para pelajar nilai adalah segalanya, nilai yang menentukan masa depan (score-oriented). bukan berorientasi pada proses (learning-oriented) yang justru lebih penting dibandingkan dengan hasil akhir yang diragukan kebenarannya. sistem pilihan ganda pada Ujian Nasional menjadi tempat merebaknya benih-benih koruptor. benih itulah yang sudah tumbuh selama puluhan tahun dan menghancurkan Indonesia. Ujian Nasional hanya mencetak robot produk dari kurikulum yang selalu berganti-ganti, robot yang mempunyai nilai tinggi, namun tidak berbudi pekerti, bukan lulusan yang siap menghadapi tantangan di masa depan, bukan lulusan yang pandai merangkai jawaban sudah saatnya Ujian Nasional digantikan dengan Tugas Akhir berupa Karya Tulis Ilmiah yang memacu siswa untuk banyak membaca, melakukan penelitian dan mengedepankan proses bukan sekedar hasil akhir yang semu sehingga nantinya siap menghadapi tantangan masa depan.

2. JURUSAN DITENTUKAN LEBIH DINI
Sistem pendidikan di Indonesia yang menerapkan penjurusan pada saat SMA/Sederajat merupakan langkah yang kurang tepat karena pendidikan di Sekolah Dasar sudah cukup untuk dijadikan dasar sebelum fokus pada bidang masing-masing. Sekolah Menengah Pertama seharusnya sudah ada penjurusan pada bidang masing-masing sesuai minat dan bakat. Sehingga ke depannya kita memiliki generasi yang lebih unggul karena lebih dini fokus pada bidang yang kita miliki. Bahkan negara yang dikenal dengan kualitas pendidikannya tinggi, yaitu Belanda menentukan penjurusan sejak Sekolah Dasar.
  
3. PENDIDIK BUKAN SEKADAR PENGAJAR 
Guru adalah aktor yang sangat berperan dalam membentuk kepribadian siswanya. Perilaku yang di lakukan oleh guru sering kali dijadikan pedoman bagi siswa siswanya karena guru adalah sosok yang mereka hargai, cintai, dan banggakan. Oleh karena itu, seharusnya para guru mampu mendidik bukan hanya sekadar mengajar dan menggugurkan kewajiban, harus mampu menyisipkan nilai moral Pancasila, memberikan semangat dan motivasi dan mampu memberikan contoh tidak sekedar berteori, namun tanpa penerapan. Sosok guru juga harus bisa disukai oleh siswanya sering kali seorang pelajar tertinggal karena tidak suka dengan sifat gurunya. Sebagai guru sudah selayaknya mengerti akan kondisi anak didik, bisa mengayomi dan merangkul bukan membiarkan mereka terjerumus dalam ketertinggalan.

4. SISTEM PENDIDIKAN YANG KONSISTEN

Sudah sering kali terjadi perubahan sistem pendidikan di negeri ini. Setiap pergantian menteri maka ganti pula kebijakannya. Mulai dari kurikulum KBK, lalu KTSP hingga Kurikulum 2013 yang pada kenyataannya semua itu hanya berubah, namun tidak ada perubahan nyata yang nampak. Belum lagi persoalan kurikulum 2013 yang menurut saya pemerintah sangat tergesa-gesa. Seharusnya sistem yang diterapkan ialah sistem yang konsisten, fleksibel, dan matang sehingga mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Evaluasi memang penting, tetapi jangan sampai berubah total fondasi sistem yang sudah diterapkan sebelumnya. Karena pelajar bukanlah bahan yang siap di Test setiap saat. 

Yah kirasanya 4 koreksi utama itu yang perlu diterapkan di Indonesia terlebih dahulu dengan merevolusi pendidikan Indonesia semoga kualitas pendidikan di negeri ini bisa lebih baik lagi . amin

0 Response to "REVOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEBAGAI KEKUATAN BANGSA INDONESIA"

Posting Komentar